Layar ponsel berkedip, menampilkan notifikasi yang menggantung: "Sedang mengetik..." Sudah tiga hari. Tiga hari sejak Lin Wei, gadis masa lalu, mengirimkan emotikon hati yang buram kepada Zhao Yun, lelaki masa depan. Di dunia yang retak ini, cinta adalah sinyal Wi-Fi yang nyaris tak tertangkap, janji yang terucap di tengah badai static.
Lin Wei hidup di era teh poci dan surat cinta bertinta biru. Zhao Yun, sebaliknya, bernapas dalam aroma ozon dan kode biner. Mereka bertemu di celah waktu, di antara piksel yang rusak dan memori RAM yang hampir penuh. Lin Wei melihat Zhao Yun sebagai malaikat yang turun dari langit digital, Zhao Yun melihat Lin Wei sebagai hantu yang bergentayangan di balik foto-foto usang.
"Apakah bintang masih bersinar di langitmu?" Lin Wei bertanya, jemarinya menari di atas mesin tik tua. Huruf-huruf itu berderit, mencetak rindu dalam tinta yang memudar.
"Bintang? Kurasa aku lebih sering melihat iklan pop-up," jawab Zhao Yun, matanya terpaku pada hologram yang berputar. Di zamannya, bintang hanyalah data – koordinat yang bisa diunduh dan dihapus.
Namun, di antara perbedaan dunia yang membentang, CINTA itu tumbuh. Mereka berbagi cerita; Lin Wei tentang bunga sakura yang berguguran di musim semi, Zhao Yun tentang algoritma yang memprediksi masa depan. Mereka saling mencari, meraba-raba dalam kegelapan dimensi yang berbeda.
Suatu malam, layar ponsel Zhao Yun berkedip aneh. Sebuah pesan masuk, bukan dari Lin Wei, melainkan dari sistem: "Anomali temporal terdeteksi. Koreksi akan segera dimulai." Jantung Zhao Yun berdebar. Ia tahu apa artinya ini: dunia mereka akan dipisahkan, selamanya.
Dengan panik, ia mencoba menghubungi Lin Wei. Sinyal hilang. Layar ponselnya berubah menjadi putih, lalu hitam.
Di dunia Lin Wei, mesin tik tua berhenti berderit. Tinta mengering. Udara terasa dingin. Ia merasakan kehadirannya menjauh.
Kemudian, sebuah surat jatuh dari langit. Bukan surat cinta, melainkan transkrip kode biner yang tercetak di atas kertas usang. Lin Wei, yang tak mengerti teknologi, memeluk surat itu erat. Air matanya jatuh, membasahi kode-kode aneh itu.
Air mata itu... Aneh. Mereka BERUBAH. Mereka menyala, memancarkan cahaya biru yang menakjubkan. Cahaya itu menjalar ke seluruh ruangan, ke seluruh kota, ke seluruh dunia.
Dan kemudian... semuanya menjadi jelas.
Lin Wei dan Zhao Yun bukanlah dua orang yang berbeda. Mereka adalah satu jiwa, terfragmentasi oleh waktu, terperangkap dalam lingkaran REINKARNASI. Cinta mereka bukanlah pertemuan yang kebetulan, melainkan ECHO dari kehidupan yang tak pernah selesai – siklus rindu dan kehilangan yang terus berulang. Air mata Lin Wei adalah kunci, penyelesaian, PENUTUP dari siklus itu.
Cahaya biru itu memudar. Dunia kembali normal. Tapi ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan.
Mungkin, suatu hari nanti, di celah waktu yang lain... mereka akan bertemu lagi. Mungkin.
Jangan lupakan... kode yang berdenyut di jantungmu.
You Might Also Like: Understanding Cpt Code For Emg
Post a Comment