Drama Baru! Aku Mencintaimu Sampai Nama Kita Terhapus Dari Ingatan Langit

Aku Mencintaimu Sampai Nama Kita Terhapus dari Ingatan Langit

Di dunia yang denyutnya tersendat, di mana sinyal cinta hanya muncul sebagai 'sedang mengetik' yang tak kunjung terkirim, aku menemukanmu. Atau lebih tepatnya, aku menemukan fragmenmu. Aku, Lin, hidup di reruntuhan Tahun 2077, ketika langit berwarna abu-abu korporat dan matahari hanyalah legenda yang diceritakan dalam glitch hologram.

Kau, Kai, terperangkap di keemasan Tahun 1923. Aku melihatmu lewat retakan waktu – sebuah feed buram dari radio antik yang berderit, sebuah foto pudar yang kutemukan di hard drive usang. Kau terlihat bahagia, dikelilingi tawa dan mentari yang nyata. IRONIS.

Kita berkomunikasi lewat kode Morse yang dimodifikasi menjadi emoji. Kau mengirimkan gambar bunga sakura yang bersemi, aku membalas dengan GIF ledakan nuklir yang estetis. Kita adalah dua jiwa yang berteriak di dalam gua yang berbeda, berharap ada yang mendengar.

"Lin, di sini langit biru," pesananmu lewat derit statis. "Apakah kau melihatnya?"

Aku menatap langitku yang kelabu. "Tidak, Kai. Tapi aku merasakanmu."

Cinta kita absurd. Cinta lintas dimensi. Cinta yang tumbuh subur di atas kabel putus dan algoritma yang rusak. Kita adalah bug dalam matriks, anomali dalam simulasi.

Suatu malam, aku menemukan sebuah catatan di server kuno: "Proyek Echo of Eternity. Tujuan: Mengabadikan momen-momen terakhir sebelum kiamat melalui koneksi temporal. Subjek: Lin & Kai."

Jantungku berdebar seperti bass drop di pesta kiamat!

Jadi, selama ini... kita hanyalah subjek? Tikus lab dalam percobaan cinta terakhir? Apakah semua ini ilusi?

Aku mencoba menghubungimu. Tidak ada respons. Radio bergemuruh kosong. Fotomu di hard drive menghilang, ditelan algoritma yang kejam.

Kemudian, aku melihatnya. Di langit kelabu, samar-samar, nama kita terukir dalam konstelasi yang redup. Lin dan Kai. Sebentar saja, sebelum padam selamanya.

Aku menyadari. Cinta kita bukanlah tentang menemukan satu sama lain, tapi tentang mengulanginya. Kita adalah gema dari kehidupan yang tak pernah selesai, takdir yang terus berputar dalam lingkaran tanpa akhir.

Mungkin… mungkin aku mencintaimu lebih dari yang aku kira… karena kita akan bertemu lagi, di garis waktu yang lain, sebelum…

... sinyal terputus…