Kisah Seru: Bayangan Yang Menyeretku Ke Duka

Hujan gerimis membasahi paviliun tua itu, sama halnya dengan air mata yang diam-diam mengalir di pipiku. Aroma bunga plum yang memudar terasa pahit di tenggorokanku, mengingatkanku pada senyumnya... senyum palsu yang dulu begitu kurindukan.

Lima tahun. Lima tahun aku membiarkan diriku terperangkap dalam bayang-bayang kebohongan ini. Lima tahun aku menelan pilu pengkhianatan Yan Lei, sahabat sekaligus kekasihku.

Dulu, di bawah langit Kota Chang'an yang gemerlap, kami berjanji akan saling menjaga. Dia, anak seorang jenderal yang pemberani, dan aku, putri seorang tabib istana yang sederhana. Kami bertukar sumpah setia di kuil kuno, di depan patung Buddha yang menyaksikan segalanya.

Namun, dunia memang penuh ironi. Ketika keluarga Yan Lei mengalami kejatuhan karena fitnah, dia menikahi Putri Agung, demi menyelamatkan nama baik dan kekayaan keluarganya. Aku? Aku hanya ditinggalkan dengan kepedihan, dan sebuah rahasia yang membakar hatiku.

Aku tahu alasan sebenarnya di balik kejatuhan keluarga Yan Lei. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri utusan dari Kerajaan Utara menyuap seorang kasim istana. Aku mendengar percakapan mereka tentang rencana menjatuhkan Jenderal Yan, agar perbatasan menjadi lemah dan mereka bisa menyerang dengan mudah.

Aku bisa saja mengungkap semuanya. Aku bisa saja menghancurkan pernikahan Yan Lei. Tapi, jika aku melakukannya, rahasia yang jauh lebih besar akan terungkap: aku adalah mata-mata yang dikirim oleh Kerajaan Selatan untuk mengamati Kerajaan Tengah. Jika identitasku terbongkar, perang akan pecah, dan ribuan nyawa akan melayang.

Jadi, aku memilih diam.

Aku mengurung diri di paviliun tua ini, bermain guqin hingga jariku berdarah. Melodi yang kulantunkan adalah jeritan hati yang tak terucap, ratapan penyesalan yang tak berujung. Aku menjadi bayangan, hidup dalam kesepian yang abadi.

Beberapa waktu lalu, surat misterius tiba. Tanpa nama, hanya sebuah stempel lilin berbentuk bangau yang terbang ke arah selatan. Surat itu berisi satu kalimat: "Waktunya telah tiba."

Awalnya aku bingung. Namun, malam ini, saat Yan Lei datang menemuiku dengan wajah pucat pasi, semuanya menjadi jelas.

"Lin Mei," ucapnya lirih, suaranya bergetar. "Putri Agung... dia meracuniku."

Aku menatapnya tanpa ekspresi. Racun yang dia sebutkan adalah racun yang sangat familiar bagiku. Racun yang hanya bisa didapatkan dari Kerajaan Selatan.

Ternyata, Putri Agung adalah mata-mata Kerajaan Utara. Pernikahannya dengan Yan Lei adalah siasat untuk mendapatkan informasi penting tentang pertahanan Kerajaan Tengah. Dan racun itu adalah bukti nyata pengkhianatannya.

Yan Lei jatuh berlutut di hadapanku, memohon ampun atas segala dosanya. Aku tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya menyerahkan sebuah botol kecil berisi penawar racun.

"Ini..."

"Minumlah," jawabku dingin. "Ini adalah harga untuk kebebasanmu."

Dia meminumnya tanpa ragu. Aku tahu, penawar itu akan menyelamatkan nyawanya, tapi juga akan membuatnya menjadi pembangkang. Dia akan dianggap bersalah karena mengetahui rencana Putri Agung dan tidak melaporkannya. Dia akan kehilangan segalanya: nama baik, kekuasaan, bahkan mungkin nyawanya.

Aku tidak membunuhnya. Aku hanya membiarkan takdir berbalik arah. Dia telah mengkhianatiku, dan kini, dia merasakan pedihnya pengkhianatan yang sesungguhnya.

Yan Lei menatapku untuk terakhir kalinya, air mata mengalir di pipinya. "Aku... mengerti."

Dia pergi, menghilang dalam kegelapan malam. Aku kembali duduk di depan guqin, memainkan melodi yang sama, tapi kali ini, ada sedikit kedamaian di dalamnya.

Malam ini, aku tahu bahwa rahasia Kerajaan Selatan akan aman. Putri Agung akan dihukum karena pengkhianatannya, dan Yan Lei akan membayar harga atas kesalahannya. Aku? Aku akan terus menjadi bayangan, hingga tiba saatnya untuk kembali ke Kerajaan Selatan, dengan membawa kemenangan yang pahit ini.

Aku menatap langit yang mulai cerah, bertanya-tanya apakah suatu hari nanti, aku akan bisa benar-benar melupakan semuanya...

Atau selamanya terikat dengan bayangan yang menyeretku ke duka yang tak berkesudahan...?

You Might Also Like: Arti Mimpi Dicakar Biawak Simak

Post a Comment